Selasa, 02 November 2010

Triangle Aktor Pembangunan






Triangle Aktor Pembangunan

Wahai tuan dan nyonya pemimpin bangsa!!
Wahai tuan konglomerat nan berbahagia!!
Wahai dunia para penderma!!

Tahukah tuan dan nyonya,
Di bawah kerlip indah lampu kota
Ada satu anak bangsa
Sedang meratapi nasibnya
Karena ia besok tak bisa bersekolah lagi
Biaya membengkak naik
Si bapak bilang, dilanjutkan tahun depan saja
“Becak semakin nggak laku, nak!”
“Makan saja jadi Senin-Kamis”

Tuan konglomerat,
Dibalik naungan gedung tinggi metropolitan
Kolong jembatan semakin marak
Tubuh-tubuh lusuh berbaring gelisah
Rumah-rumah kumuh rata dengan tanah
Bangunan megah apartemen sebagai gantinya
Berapa milyar masuk kocekmu?
Berapa rupiah pula yang dienyam penghuni rumah kumuh itu?

Ketika apa yang disebut pembangunan di negeri ini
Dielukan untuk kesejahteraan rakyat,
Patut dipertanyakan, wahai tuan dan nyonya pemimpin bangsa!
Rakyat yang manakah yang merasakannya?
Negeri ini terus dieksploitasi
Rakyat jelata dijadikan umpan
Untuk ditunjukkan kepada dunia
Katanya,
Rakyat miskin di negeri ini hanya tinggal 6%?
(kampanye salah satu capres)
Kacamata siapakah itu tuan dan nyonya?

Negeri ini sedang dilelang kepada dunia
Mempercantik rupa tetapi tidak hatinya
Menumpuk devisa tetapi tidak menyejahterakan rakyatnya
Membangun fisik tetapi tidak membangun budayanya
Memperkaya yang satu memiskinkan yang lain

Wahai tuan dan nyonya!
Tiga aktor yang berjabat tangan tertawa ria!
Sampai kapan akan begini?

Dina.S.Romas.  Jakarta, 5 Juli 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar